Kamis, 05 Juni 2008

GARPU DUNIA


Karya-karya tulis,
Akan kekal sepanjang masa,
Sementara penulisnya,
Hancur terkubur di bawah tanah.

Kata-kata di atas dikutip dari buku Kritik Hadis, karya Ali Mustafa Yaqub. Kata-kata tersebut benar adanya. Contoh sederhana, sampai saat ini, tulisan-tulisan Syekh Ibn Athaillah pada buku beliau Pencerah Kalbu, padahal beliau sudah wafat berabad-abad yang lampau. Masih banyak contoh-contoh lain karya para ulama terdahulu yang sampai sekarang masih menjadi referensi dan panduan umat. Sebut saja Hujjatul Islam Imam Ghazali, Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim al Jauzy


Sesungguhnya apabila setiap anak Adam telah mati, terputuslah amalnya kecuali tiga: shodaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak yang sholih yang senantiasa mendoakannya. Nah, setidaknya, menghasilkan tulisan masuk dalam kategori ilmu yang bermanfaat. Tulisan dapat menjadi semacam passive income (passive income merujuk kepada istilah yang digunakan Robert T Kiyosaki pada bukunya Cash Flow Quadrant. Istilah ini berarti penghasilan yang diperoleh tanpa harus bekerja, seperti deposito, eksadana dan lain-lain). Tatkala kita sudah tidak mampu beramal lagi, Allah masih mencatatkan pahala apabila tulisan kita masih menginspirasi orang lain untuk berbuat baik.

0 komentar:

Selamat datang di Web Kanak sasak selaparang silak simpang lek pendopo selaparang maya niki..……..”Merdeka itu adalah beban. Selangit beban diatas pundakmu sendiri. Merdeka itu adalah penderitaan, merdeka adalah sejuta penderitaan yang tak ada putus-putusnya. Merdeka berarti kamu berjalan sendirian, kamu tidak punya tuan dan majikan yang akan menolongmu kalau kamu celaka. Merdeka itu berarti kamu harus meghadapi keperihan, kesengsaraan, nasib buruk itu senddiri. Merdeka itu sakit yang maha besar. Tapi kamu harus bangga karena kamu yang terpilih untuk memikulnya. Berarti kamu dianggap mampu, kamu masih dipercaya. Kalau kamu masih dipercaya berarti kamu masih diperhitungkan. Kalau kamu masih diberikan kesengsaraan, berarti kamu masih hidup. Kamu belum menjadi mayat, belum menjadi robot, belum mati seperti yang lainberarti kamu masih merdeka. Goblok kalau kamu mau berhenti merdeka. Mengerti?” (Cuplikan cerpen Merdeka karya Putu Wijaya) Sebagai bahan renungan.